#SiaranPersKemenristekdikti
Nomor : 108 /SP/HM/BKKP/VI/2018
Menteri Nasir Raih Penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari ITB
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meraih penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Institut Teknologi Bandung. Menteri Nasir mendapatkan penghargaan ini karena telah menunjukkan jasa dan pengabdian yang menonjol selama menjabat.
Penghargaan diserahkan secara langsung oleh Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi bertepatan dengan acara Peringatan 98 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia di Aula Barat ITB, Bandung (4/7).
Penghargaan yang sama juga diberikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Bambang S. Brodjonegoro dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Triawan Munaf.
Rektor ITB menjelaskan Menristekdikti Mohamad Nasir meraih Penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama karena dinilai telah berhasil menghasilkan berbagai kebijakan terobosan fundamental dalam mengawal perkembangan dan kemajuan riset, teknologi dan pendidikan tinggi di Indonesia. Beberapa kebijakan penting yang dilahirkan oleh Menristekdikti antara lain akselerasi Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) dan Pendidikan Berbasis ‘Online’ dalam Program SPADA yang mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi. Selain itu Menteri Nasir juga dinilai berhasil melakukan reformasi riset yang ditunjukkan dengan peningkatan yang pesat jumlah publikasi ilmiah Indonesia di tingkat dunia. Berbagai program terobosan baru yang mampu meningkatkan iklim riset dan pendidikan tinggi seperti program World Class University, World Class Professor, Pendanaan Riset Nasional, dan berbagai program terobosan lainnya muncul di bawah kepemimpinan Menteri Nasir.
Pada acara Peringatan 98 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia ini, Menteri Nasir juga mendapat kesempatan menyampaikan Orasi Ilmiah dengan tema “ Kemajuan Teknologi dan Revolusi Industri Generasi Keempat serta tantangannya bagi Perguruan Tinggi” di hadapan civitas akademika Institut Teknologi Bandung. Dalam orasi ilmiahnya, Menteri Nasir mengucapkan selamat kepada ITB yang telah berkiprah selama 98 tahun dalam menjalankan salah satu misi negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyelenggaraan pendidikan tinggi, khususnya pendidikan tinggi teknik.
“ ITB telah mengarungi dan menjadi saksi sedikitnya dua momen bersejarah dalam perubahan peradaban manusia, khususnya perubahan peradaban manusia yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan industri yang menyertainya, yaitu yang dikenal dengan revolusi Industri 2.0, 3.0, dan saat ini kita tengah menyongsong revolusi industri 4.0,” ujar Menristekdikti.
Menteri Nasir mengatakan bahwa kita perlu menyiapkan pendidikan tinggi untuk generasi sekarang dan akan datang yang selaras dengan karakteristik revolusi industri 4.0 agar mereka siap untuk menyongsong revolusi industri berikutnya yang akan terjadi dalam masa hidup mereka.
“Lulusan kita akan menjadi pemain utama pada era revolusi ini. Pada tahun 2040, mahasiswa saat ini, sebagian akan berkarier menjadi spesialis, integrator dan inovator ide dan teknologi di sektor publik, swasta dan akademik. Mereka memerlukan kemampuan lintas sektoral dan mind-set yang melebihi keahlian teknis untuk menghubungkan disiplin keilmuan dengan sektor industri,” jelas Menteri Nasir.
Di akhir orasinya Menteri Nasir menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diberikan ITB atas kiprahnya di bidang riset, teknologi dan pendidikan tinggi di Indonesia. Menteri Nasir mengatakan bahwa ITB merupakan salah satu kampus impiannya di masa kecil. “ Walau saya tidak kuliah di ITB, saya bersyukur hari ini mendapatkan penghargaan dari ITB. Saya berharap ITB ke depannya dapat menembus peringkat 200 besar dunia,” pungkas Menteri Nasir.
Di momen peringatan 98 tahun PTTI ini, Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengajak seluruh penyelenggara pendidikan tinggi teknik untuk mengembangkan pendidikan tinggi teknik agar menghasilkan sarjana, magister dan doktor yang mampu mengaitkan kemanusiaan dengan teknologi. Sehingga teknologi yang dihasilkan akan menyebabkan manusia dapat bekerja dan beraktivitas lainnya secara nyaman dan produktif.
“Dengan perkata lain, para sarjana, magister dan doktor bidang teknik yang kita hasilkan mampu merancang produk dan jasa dengan memperhatikan dau sisi sekaligus, yaitu sisi manusia dan sisi engineering. Pada gilirannya, para lulusan dari perguruan tinggi teknik kita mampu membuat keputusan atas masalah yang kompleks dengan berbasis pada pertimbangan (judgment) yang bersifat analitik, obyektif, bertanggungjawab, profesional dan dapat dipercaya, serta memiliki kemampuan untuk menjalankan lifelong learning,” ujar Rektor ITB.
Dalam kesempatan ini Rektor Kadarsah menyampaikan bahwa ITB senantiasa menjaga mutu pendidikan demi menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, hal ini ditunjukkan dengan 93% program studi di ITB memiliki akreditasi A. Rektor Kadarsah juga menyampaikan bahwa ITB telah mengikrarkan diri sebagai ‘Entrepreneurial University’, ITB saat ini menghasilkan 77 ‘startup company’, dimana 18 diantaranya telah berjalan secara mandiri.
Peringatan 98 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia ini turut dihadiri Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Intan Ahmad, Anggota DPR RI, Pimpinan dan Anggota Majelis Wali Amanat ITB, Pimpinan dan Anggota Senat Akademik, Pimpinan dan Anggota Forum Guru Besar ITB, para penerima penghargaan ITB dan tamu undangan lainnya.
Firman Hidayat dan Suryo Boediono
Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik
Kemenristekdikti
dan Humas
Institut Teknologi Bandung (ITB)