UNPATTI,- Melalui keputusan Menteri Keuangan Nomor 291/kmk. 05/2018, Universitas Pattimura telah beralih status dari Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum dengan demikian, Universitas Pattimura diberi kewenangan untuk mengelola aset sebagai sumber Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan. Selain itu Perubahan status ini juga untuk mendukung peningkatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Salah satu cara pengelolaan aset yang dilakukan Universitas Pattimura adalah dengan pemanfaatan lahan untuk penanaman tanaman hidroponik, yang hari ini dilakukan panen perdana dan berlangsung di walang hidroponik Universitas Pattimura yang berlokasi di samping Gedung Laboratorium Kayu Universitas Pattimura, Rabu (2/9/2020).
Panen perdana dilakukan langsung oleh Rektor Universitas Pattimura Prof. Dr. M.J.Saptenno, S.H, M.Hum dan diikuti oleh para Pimpinan dan undangan. Kegiatan ini dihadiri para Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, para Dekan, para Wakil Dekan Ketua dan Sekretaris Lembaga dan beberapa mitra kerja Unpatti. 1549 Jenis Sayur yang di panen hari ini adalah chaisin atau sawi biasa, sawi putih dan pakcoy dan Hasil panen hari ini dijual kepada para undangan yang hadir dengan harga yang sangat terjangkau.
4920 ribu anakan sayur-sayuran ada pada walang hidroponik Universita Pattimura yang terdiri dari sawi putih, pakcoy, sawi hijau, daun seledri, daun selada putih dan merah, kangkung dan beberapa jenis sayur lainnya dan termasuk pembibitan jahe merah.
Rektor Universitas Pattimura dalam sambutannya mengatakan, Universitas Pattimura memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sesuatu yang baik bagi kepentingan lembaga kedepannya. “Banyak potensi yang Universitas Pattimura miliki, ada tambak ikan, popohonan yang bervariasi didalam kampus yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana pengetahuan dan penelitian bagi mahasiswa dan juga sebagai objek wisata. Untuk itu kedepannya perlu ada kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan praktisi untuk melahirkan teori – teori baru dan sarjana yang berkompeten di bidangnya” ungkap Rektor.
Rektor berharap, dalam kondisi Covid-19 saat ini mahasiswa khususnya mahasiswa pertanian harus didorong untuk dapat memproduksi sesuatu yang bermanfaat yang dapat digunakan untuk berwirausaha dan panen perdana yang dilakukan hari ini terus berkembang dan berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Tim Pengelola Badan Usaha Akademik dan Non Akademik Universitas Pattimura, Dr. Teddy Leisiwal menjelaskan bahwa untuk memenuhi salah satu aspek pemenuhan pembiayaan atau kebutuhan modal maka Unpatti melakukan usaha-usaha yakni salah satunya adalah walang hidroponik yang nantinya akan dikembangkan tidak hanya di lingkungan Universitas saja tapi nantinya bisa diakses oleh pihak-pihak luar atau stakeholder yang lain. “Bentuk strategis pemasarannya kita akan melakukan kerjasama dengan Hypermart, Supermarket atau dengan pasar-pasar modern yang bisa menjual sayuran hidroponik kemudian juga mungkin akan dikembangkan sebagai wisata sehat”, jelasnya
Beliau mengatakan, selain sebagai tempat untuk menjual sayur dapat juga menjadi sarana pengetahuan bagi mahasiswa namun akan berbayar dan tidak gratis dan akan dibuat mekanisme yang baik atau tata cara untuk mengakses semuanya dengan baik tanpa mengabaikan Protokol Covid-19 dan dari sisi harga cukup bersaing.
Kedepannya, Walang Hidroponik Universitas Pattimura akan terbuka dan melayani masyarakat umum yang ingin membeli sayuran hidroponik.