UNPATTI,- Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Kelautan, Ilham Tauda dilaksanakan di Aula Lantai II Gedung Rektorat Universitas Pattimura, Rabu (18/8). Sidang Terbuka ini dilakukan secara daring dan virtual.
Ilham Tauda mempertahankan disertasi “Kebijakan Pengelolaaan Perikanan Tuna Handline Skala Kecil Di Gugus Pulau 7 Provinsi Maluku”, dalam sidang yang diketuai oleh Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor di ketuai oleh Rektor Universitas Pattimura Prof. Dr. M. J. Saptenno, S.H., M.Hum, dengan promotor Prof. Dr, Ir. J. Hiariey, M.Sc, sebagai Ko Promotor I, Dr. Y. Lopulalan, S.Pi, M.Si dan Ko Promotor II, Dr. Ir. D. Bawole, M.Si., Penguji Eksternal, Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc., sebagai Penguji, Prof. Dr. Ir. A. Tupamahu, M.Si, Prof. Dr. Ir. A. S. W. Retraubun, M.Sc dan Dr. Ir. St. M. Siahainenia, M.P.
Ilham Tauda mengatakan, dalam rangka Pengelolaan Perikanan Tuna Handline Skala Kecil yang efesien dan berkelanjutan secara ekonomi maka diperlukan pendekatan kebijakan pemerintah yang tepat melalui model kebijakan yang holistic, integrative dan terpadu yakni dengan mengintegrasikan aspek ketersediaan sumberdaya, sosial ekonomi dan tata kelola.
Lanjut dikatakan, Tuna merupakan salah satu potensi sumberdaya perikanan tangkap yang menjadi komoditas unggulan daerah di Maluku. Berdasarkan gugus pulau di Maluku, produksi tuna tertinggi di Gugus Pulau 7 sebesar 12.293 ton atau 48% dari total produksi tuna di Maluku disusul Gugus Pulau 5 Seram Selatan sebesar 4.510 ton atau 18%, Gugus Pulau 6 Banda sebesar 3.704 ton atau 12% (Sumber : Dinar Kelautan dan Perikanan, 2021).
“Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yakni Juli – Desember 2020 di Gugus Pulau 7 yakni Kecamatan Leihitu, Salahutu, Saparua Timur (Kabupaten Maluku Tengah), Kecamatan Nusaniwe dan Teluk Ambon (Kota Ambon). Beberapa lokasi yang menjadi pusat kegiatan usaha perikanan Handline tuna skala kecil antara lain di Pulau Ambon yakni Negeri Latuhalat, Laha, Tial, Asilulu, sedangkan Pulau-Pulau Lease lokasi yang dipilih yakni Negeri Noloth di Pulau Saparua. Pemilihan lokasi tersebut juga mempertimbangkan daerah penangkapan nelayan pada ke-5 lokasi tersebut yang melakukan kegiatan penangkapan di WPP 714 Laut Banda dan WPP 715 Laut Seram”, jelasnya.
Ilham Tauda juga menjelaskan, data yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari nelayan dan stakeholder terkait. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah Provinsi Maluku, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Dinas Perikanan Kota AmbonDinas Perikanan Kabupaten Maluku Tengah Pemerintah Negeri (Lokasi Penelitian), Bdan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Ambon, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ambon, Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), Unit Pengelolaan Ikan (UPI) dan Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesia (AP2HI).
Dikatakan pula, secara global kebijakan pengelolaan perikanan khususnya perikanan skala kecil merupakan mandate tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) 14.b yakni menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumberdaya laut dan pasar.
Beliau menambahkan, Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa upaya penangkapan per unit atau cath per unit effort (CPUE) setiap negeri cukup beragam dari bulan Juli sampai Desember. CPEU pada semua negeri pada bulan Juli sampai September hampir sama dan mulai meningkat pada bulan Oktober. CPUE yang tertinggi di Negeri Asilulu pada bulan November mencapai 45,70 kg/trip dan Desember mencapai 45,04 kg/trip, disusul Latuhalat 27,53 kg/trip pada bulan November dan 27,45 kg/trip pada bulan Desember. Sementara itu, Negeri Noloth CPEU terendah di bulan November dan Desember 18,09 kg/trip dan 20,60 kg/trip.
Ilham Taudu berhasil lulus dengan IPK 3,88 predikat CUMLAUDE/PUJIAN setelah berhasil mempertahankan disertasinya di depan para penguji dan berkenan menggunakan gelar doktor dalam Ilmu Kelautan.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan Tanda Penghargaan dari Direktur Pascasarjana Universitas Pattimura, Prof. Dr. Ir. A. S. W. Retraubun, M.Sc kepada Promotor, Ko Promotor dan Penguji Eksternal hingga sesi foto bersama.
#UniversitasPattimura
#HumasUnpatti
#PromosiDoktorIlmuKelautan
terimakasih bermanfaat beritanya mantap