Ketersediaan energi listrik bagai masyarakat terpencil kini semakin penting karena tidak saja menyangkut persoalan kenyamanan hidup tetapi merupakan prasayarat bagi adanya berbagai pendekatan pembangunan terkait pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi era revolusi industri 4.0 dewasa ini. Keterpencilan yang indentik dengan keterisolasian terhadap informasi dan kemungkinan pemberdayaan termasuk pembelajaran berbasis pendekatan digitalisasi hanya mungkin teratasi jika pesoalan kelistrikan ini dapat teratasi. Dalam situasi ini maka kesenjangan ketersediaan listrik (electrical gap) adalah sekaligus menyangkut kesenjangan digitalisasi (digital gap) yang justru kini begitu menjadi andalan.
Tetapi Persoalan penyediaan infrastruktur kelistrikan sebagai salah satu infrastruktur dasar ini tidak juga semudah upaya memperluas jangkauan jaringan pelayanan listrik, karena selain menyangkut investasi awal dan profit, berhadapan dengan tuntutan pelayanan oleh negara, menimbulkan persoalan baru terkait peningkatan beban konsumsi masyarakat daerah terpencil itu sendiri, manakalah berbagai upaya penyediaan infratruktur ini justru tidak diikuti peningkatan produktivitas mereka. Model penyediaan energi listrik skala mikro berbasis energi terbarukan secara lokal dengan demikian adalah salah satu solusi terbaik berangkat dari kondisi riil masyarakat itu sendiri, selain sejalan dengan pendekatan global penggalakan energi yang ramah lingkungan. Dengan memperhatikan kemampuan dan ekonomi masyarakat, maka diperlukan fasilitas kelistrikan mandiri, ramah lingkungan, murah dan mudah dioperasikan serta mudah dalam perawatan dan reparasi, yang sedapatnya diperoleh dengan batuan hibah untuk selanjutnya didampingi secara berkelanjutan.
Diseminasi teknologi penyediaan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) melalui pengembangan pembangkit Listrik tenaga Bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala mikro bagi masyarakat Dusun Siahari dan Suku Maasu Ane desa Maneo Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah adalah salah satu model yang dikembangkan oleh Fakultas Teknik Universitas Pattimura, menghadapi salah satu persoalan pokok daerah terpencil ini.
Masyarakat Dusun Siahari dan Suku Maasu desa Maneo ini terdiri dari 41 kepala keluarga ini merupakan masyarakat marjinal dan masuk dalam kategori miskin ekstrim yang memerlukan perhatian khusus. Seluruh aktifitas masyarakat dilakukan secara sangat tradisional dan masih ada yang berpindah-pindah. Pembangunan infrastruktur dasar teristimewa di bidang pendidikan dan kesehatan serta pengembangan ekonomi juga terlihat sulit dilakukan padahal potensi pengembangan ekonomi, pertanian dan peternakan terbuka luas. Upaya bagi penyediaan energi listrik ini diharapkan sejalan dengan upaya penyediaan infrastruktur dasar berubah ketersediaan air bersih dan fasilitas pendidikan juga menjadi perhatian banyak pihak teristimewa pemerintah daerah.
Upaya penyediaan energi listrik berbasis EBT bagi masyarakat Dusun Siahari dan Suku Maasu desa Maneo diharapkan dapat diikuti dengan pengembangan fasilitas belajar online yang terhubungkan dengan kampus Universitas Pattimura, juga bagi upaya pembelajaran dan pelatihan secara daring, yang gratis dan ramah lingkungan, sederhana, murah dan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan kemitraan dan pendampingan berkelanjutan, bagi tersedianya energi listrik sekaligus mengatasi masalah ketertinggalan informasi, pendidikan, kesehatan dan bagi meningkatkan produktivitas rumahtangga di bidang pertanian dan penanganan hasil panen serta pemasarannya, diharapkan masyarakart akan tertarik pula untuk hidup secara menetap. Dengan program ini masyarakat desa terpencil diharapkan dapat menjadi percontohan pembangunan berbasis pelestarian lingkungan hidup dengan zero gas rumah kaca dan mendekatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat, merubah pola pikir dengan tetap memelihara dan merawat lingkungan alam dengan berbasis pula pada pelestarian kearifan lokal.
Sebagai upaya terobosan awal, penyediaan Energi Listrik Masyarakat Desa Terpencil Melalui Desiminasi Mikro PLTB – PLTS ini berskala 5kVA., yang dibangun dengan mengikuti 8 tahapan yakni studi kelayakan, sosialisasi, desain mekanikal, desain sistem, produksi komponen PLTB dan PLTS, pemasangan pembangkit dan sistem distribusi dan pendidikan serta pelatihan. Workshop dikembangkan secara khusus bagi produksi komponen mikro horizontal axis wind turbine (HAWT), pembuatan bangunan sistem pendukung PLTS, pemasangan jaringan dan instalasi, pendidikan dan latihan, dan running test sebelum diserah terima kepada masyarakat untuk dikelola secara mandiri dengan pendampingan berkelanjutan. Sosialisasi program diberikan pula bagi masyarakat Dusun Siahari agar mengetahui dan nantinya dapat memanfaatkan instalasi yang dibangun dengan baik.
Desain mekanikal dan elektrikal dilakukan untuk perhitungan parameter-parameter energy dan desain komponen-komponen pembangkit. Turbin didesain untuk dapat beroperasi pada kecepatan rendah sampai sedang, yaitu pada batas kecepatan angin dari 2 – 10 m/s. Satu unit turbin sumbu horizontal 3 blade berdiamater enam meter didesain untuk menghasilkan daya 3kW dan satu unit PLTS untuk menghasilkan daya 2 kW. Diharapkan sistem ini dapat melayani fasilitas umum pendidikan, rumah ibadah dan tempat belajar alam, dan untuk penggunaan berkelanjutan yang akan dibangun oleh mitra dan merupakan prototipe sekaligus menjadi laboratorium bagi kepentingan pembelajaran dan merealisasikan program Merdeka Belajas Kampus Merdeka (MBKM) pada Universitas Pattimura
Tim Fakultas Teknik Universitas Pattimura sebagai pelaksana program ini terdiri dari W.M. Rumaherang, Ph.D, selaku ketua. serta Jandri Lohenapessy, ST., MT. dan Ir. A. Simanjuntak, MT sebagai anggota, dengan didukung Dr, Ir. W. R. Hetharia, M.App., Sc, FRINA sebagai dekan sekaligus sebagai penanggungjawab.
Program ini sescara khusus dibiayai oleh Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2021, bekerjasama dengan mayarakat dusun Siahari yang dipimpin oleh Bapak Boiratan dan Simron Ipaana dan Yayasan Walang Pemberdayaan yang dipimpin M. Fanumby sebagai mitra dan sejak penjajakannya secara khusus mendapat dukung Mercy Barends, yang adalah Anggota DPR-RI Dapil Maluku dan juga salah satu alumnus kultas Teknik Universitas Pattimura.