Unpatti,- Tim Kedaireka Pangan Fakultas Pertanian yang juga merupakan tim pelatih dan pendamping yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. A. M. Sahusilawane, MS., Dr. Natelda R. Timisela, SP, MP., Dr. Ir. Kesaulya, M.Si., Dr. H.D.C. Tuhumury, SP. MSc.Food, Dr. Ir. S. Palijama, MP., Ir. G.H. Augustyn, M.Si., S. Picauly, SP, MP., G. Tetelepta, SP, MSc., Ir. R. Breemer, M.Si., Ir. M. Luhukay, M. Si bersama 20 orang mahasiswa KKN Mandiri melaksanakan pelatihan diversifikasi pangan lokal seperti sagu, singkong, keladi, petatas dan lainnya untuk menjadi berbagai produk seperti mie sagu, mie singkong, mie petatas. Hal ini dilakukan untuk menghadapi isu kerawanan pangan dan memperkuat ketahanan pangan rumahtangga sekaligus menuju kedaulatan pangan, Kegiatan dibeberapa Negeri dan Desa di Pulau Saparua yakni dan dilakukan pada 8-9 November 2022.
Seperti yang diketahui Platform Kedaireka Kampus Merdeka adalah sebuah platform yang disediakan, dikelola, dan dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang merupakan akronim dari Kerja Sama antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan kreasi reka dan diharapkan dapat menjadi pusat pertemuan dan komunikasi antara pereka cipta di Perguruan Tinggi. Disinilah diperlukannya kolaborasi atau kerjasama antara sektor pendidikan dan sektor industri dalam menciptakan sebuah reka cipta sehingga dapat meningkatkan produksi dan distribusi. Peran sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi yaitu sebagai pusat research and development bagi industri untuk mengembangkan tekonologi baru.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari masyarakat setempat, terutama kaum perempuan. Dialog dan diskusi terbangun disela para dosen maupun para mahasiswa mempraktekan berbagai produk diversifikasi pangan lokal tersebut.
Dari dialog tersebut ditarik kesimpulan bahwa hasil tanaman lokal terutama yang tumbuh dan ditanam masyarakat disekitar rumah dan kebun seperti sagu, kasbi, patatas, kelor yang mengandung karbohidrat dan anti oksidan serta rendah gula dapat dikelola untuk dijadikan berbagai produk makanan.
Program Kedaireka Pangan Lokal harus terus dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat apalagi di negeri/desa sebagai lumbung ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan, sehingga masyarakat tidak tergantung hanya pada beras sebagai makanan pokok.
Di Negeri Mahu Ibu raja telah mempersiapkan bibit, mulsa, tanpa pupuk anorganik dan dan setiap rumatangga harus kembali berkebun. Negeri Adat dan Desa di Pulau Saparua telah tersentak dari tidurnya untuk berbenah diri mempersiapkan/memproduksi pangan lokal.
“Festival Sagu Maluku Saparua Ekspo” dalam bulan November ini akan dilaksanakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui program Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan Kemenristek Tahun 2022.
Dan semua negeri Adat/desa di Pulau Saparua berbenah diri mau menampilkan yang terbaik. Disinilah Program Kedaireka Pangan Lokal hadir untuk memberikan penguatan dan pendampingan agar masyarakat lebih berkreasi dan berinovasi memanfaatkan pangan lokal yang mereka miliki untuk mewujudkan ketahan pangan menuju kedaulatan pangan.
Cintai pangan lokal dan jadikan pangan lokal sebagai sang raja dan ratu dimeja makan kita.