UNPATTI,- Universitas Pattimura gelar Seminar Nasional dengan tema “Peran Nilai-Nilai Seni dan Budaya Dalam Rangka Bela Negara”. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 15 – 16 Desember 2022 di Lantai 2 Aula Rektorat Universitas Pattimura.
“Berbicara tentang bela negara tentunya memiliki aspek yang sangat luas, baik dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan hukum dan pertahanan keamanan. Maka sebagai sivitas akademika dan masyarakat perlu memahami apa yang dimaksud dengan hakekat dari Bela Negara”, ujar Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. M. J. Saptenno, S.H, M.Hum dalam mengawali sambutannya. Lanjut dikatakan, Bela Negara bukan hanya tanggungjawab TNI – Polri, akan tetapi merupakan kewajiban konstitusional yang harus dilakukan oleh seluruh warga negara dan juga pemerintah sesuai dengan bidang tugasnya. “Sebagai seniman dan budayawan, mereka juga telah bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing dan telah menghasilkan karya-karya yang besar untuk mengangkat nama bangsa dan negara, baik tingkat lokal, nasional dan internasional”, kata rektor. Beliau menambahkan, sebagai lembaga pendidikan tinggi tentunya bertanggungjawab untuk membangun persepsi, sekaligus melakukan berbagai kegiatan dalam mendorong upaya perlindungan dari para seniman dan budayawan. Rektor berharap, dengan diadakannya kegiatan ini maka akan melahirkan suatu draft akademik dan peraturan daerah Provinsi Maluku, sehingga menjamin hak-hak seniman dan budayawan di Maluku.
Sambutan Gubernur Maluku, yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Maluku, Sadli Ie mengatakan, isu tentang ketahanan nasional dan bela negara sering ditafsirkan secara sempit dan hanya dihubungkan dengan aspek pertahanan keamanan yang menjadi domain alat pertahanan negara. Kewajiban bela negara menjadi tanggungjawab seluruh rakyat Indonesia, dimana setiap warga negara berkewajiban untuk melakukan upaya bela negara sesuai tugas dan tanggungjawab masing-masing. Lanjut dikatakan, dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada generasi milenial saat ini perlu dicermati oleh karena besarnya pengaruh budaya, pandangan hidup, sisi politik dan ekonomi tidak sepenuhnya sesuai dengan tata nilai bangsa Indonesia. Pengaruh ini sulit dicegah sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat secara perlahan dapat memudarkan rasa kebangsaan terutama dikalangan generasi muda. Dengan demikian proses kebhinekaan kesadaran bela negara perlu dilakukan secara terpadu dan komprehensif guna membangun karakter bangsa Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme serta memiliki ketahanan nasional yang tangguh guna menjamin tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
“Melalui penguatan seni dan budaya Indonesia, tentunya akan berimbas dalam membentuk karakter dan meningkatkan kualitas individu dalam upaya bela negara. Seni dan Budaya yang ada di Maluku sangatlah beragam, dan telah berkembang serta menjadi wahana pemersatu masyarakat Maluku”, imbuhnya.
Beliau juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Rektor Universitas Pattimura beserta jajaran yang telah menyelenggarakan kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk melakukan kajian terkait peran seni dan budaya dalam membangun kesadaran bela negara.
Beliau berharap, seminar nasional ini diharapkan dapat menggugah dan membangun kesadaran serta memberikan pemahaman kepada semua orang tentang pentingnya hakekat dan makna dari nilai-nilai seni dan budaya dalam upaya bela negara. Selain itu melalui seminar ini dapat disusun sebuah draft akademik dalam rangka pembentukan peraturan daerah tentang seni dan budaya di Maluku, sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan visi pembangunan di Provinsi Maluku.
Turut hadir, Sivitas Akademika Universitas Pattimura, Pimpinan DPRD Maluku, Pamen Ahli (Kol. Syarifudin), Kapolda Maluku, Ketua DPRD Kota Ambon, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Maluku, para narasumber dan peserta seminar.