UNPATTI,- Kamis (18/6) berlangsungnya kegiatan Diskusi Online Seri 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitaws Pattimura (FISIP UNPATTI). Kegiatan ini menghadirkan pembicara, Dr. Tontji Soumokil, M.A selaku Ketua Program Studi Sosiologi Pascasarjana Unpatti, dengan Moderator, Dr. Prapti Murwani, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP UNPATTI. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. M. J. Saptenno, S.H, M.Hum. Dalam sambutannya, Rektor memberikan apresiasi atas gagasan penyelenggaraan kegiatan yang dirasa penting untuk dilaksanakan dan ditindaklanjuti. Mengingat sampai saat ini, dikalangan masyarakat baik dari pusat dan daerah bahkan sampai ke unit terkecil belum ada metode atau cara yang tepat untuk menangani Pandemi ini. “Perilaku masyarakat yang tidak peduli dalam menghadapi Covid-19 dan menimbulkan keresahan, perlu mendapat perhatian”, katanya. Kebijakan pemerintah dari pusat sampai di daerah hendaklah bersentuhan dengan pendekatan secara holistik, dimana semua faktor harus diperhitungkan secara keseluruhan, bukan hanya pendekatan kesehatan saja tetapi juga harus dilakukan pendekatan sosial. Norma-Norma kehidupan sosial perlu dipahami secara baik oleh masyarakat, karena ketika norma ditinggalkan atau diabaikan dan masyarakat tidak memahami eksistensinya untuk berperan dari kondisi Abnormal ke New Normal, maka kondisi ini akan tetap berlangsung. “Contohnya Kota Ambon tertjadi penambahan jumlah kasus terpapar dan klasternya ada pada pertemuan masyarakat di wilayah publik/pasar-pasar tradisional. Pendekatan komunitas model apa yang paling tepat, masyarakat yang mana yang perlu disentuh pertama, dan langkagh-langkah apa yang perlu diambil, ini yang perlu didiskusikandan dengan kegiatan ini diharapkan menjadi model bukan hanya ditataran lokal di Maluku tetapi juga pada tataran Nasional”, tutur Saptenno.
Lanjut, “Diskusi ini lahir dari Institusi Pendidikan Tinggi yang memiliki para pemikir dan para ilmuan yang tentunya berusaha dari sisi keilmuan bagaimana mengembangkan dan menerapkan ilmu ditengah dinamika masyarakat, sehingga masyarakat mampu memahami dengan benar. Kegiatan ini diharapkan mampu memadukan pendekatan secara holistik dan komprehensif dengan bahasa yang mudah dimengerti’, ujarnya. Rektor berharap, dengan adanya suatu konsep yang dilahirkan dari FISIP UNPATTI yang nantinya mampu diterapkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan argumentasi teoritik maupun praktis yang bisa dipadukan dengan baik dan akan disampaikan kepada Gugus Tugas penanggulangan Covid-19 Universitas Pattimura, Kota Ambon, Provinsi Maluku bahkan kepada Gugus Tugas Nasional melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional di Jakarta.
Kesempatan yang sama, Dekan FISIP UNPATTI, Prof. Dr. T. D. Pariela, M.A mengatakan, kita semua awalnya terkejut bahkan kaget dalam upaya belajar dan beradaptasi dengan situasi Pandemi Covid-19. “Bagi FISIP UNPATTI, kami berpendapat bahwa, sesuai kapasitas keilmuan kami perlu dicari dan dirumuskan suatu konsep yang dipandang efektif dalam menata kelola situasi krisis akibat Pandemi Covid-19”, uangkap Pariela. Beliau menambahkan pada tanggal 19 Mei bulan lalu, telah diselenggarakan Diskusi pertama dan berhasil menghimpun berbagai masukkan-masukkan konstruktif yang membangun model serta konsep nantinya akan dibicarakan dalam Diskusi Seri 2 saat ini.
Penanggulangan Covid-19 berbasis komunitas menuju New Normal merupakan gagasan konsep yang kami pandang sangat relatif dan efektif digunakan untuk mencegah Covid-19. “Dengan konsep ini maka, diharapkan pertama, rentang kendali menjadi pendek dan luas peran menjadi lebih kecil serta terbatas, sehingga memudahkan proses pengendelian sosial atau memudahkan proses pengendalian masyarakat. Kedua, diharapkan energi sosial atau modal masyarakat bisa dikonsolidasi bahkan dimobilisasi secara lebih efektif dan optimal terutama karena adanya derajat yang kuat pada komunitas”, tuturnya. Lanjut, kegiatan ini jua dijadikan sebagai proyek pengabdian kepada masyarakatdan dapat diterapkan pada sejumlah Desa, Kelurahan, di Kota Ambon dan sekitarnya serta kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura sebagai mitra pengabdian bersama. “Kami berencana melakukan pengabdian atas nama Universitas di sejumlah tempat untuk menerapkan konsep ini”, tuturnya.
Pariela berharap, konsep ini nantinya tidak hanya diterapkan di Maluku saja tetapi juga direplikasi atau beradaptasi ditempat lain bahkan diseluruh Indonesia, tentu dengan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. “Semoga Diskusi Seri II ini berjalan lancar, menghasilkan konsepn atau modal penanggulangan Covid-19 berbasis komunitas”, tandasnya. Pariela juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan Diskusi Online II dengan mengusung tema “Penanggulangan Covid-19 Berbasis Komunitas”.